Biskuit Sepanjang Masa
Sepertinya memang agak berlebihan dengan judul "Biskuit Sepanjang Masa", mungkin lebih pas jika diberi julukan "biskuit setia sepanjang usia" atau "biskuit dari generasi ke generasi" atau "biskuit ummat".
Khong Guan Biskuit sudah menjadi trademark bagi keluarga Indonesia yang menemani di setiap acara, baik santai ataupun serius, informal ataupun formal. Terutama di setiap lebaran tiba.
Tak lekang oleh waktu, biskuit ini menembus batas waktu antargenerasi, terus berusaha tampil di permukaan di tengah banjirnya biskuit-biskuit baru dengan kemasan dan rasa yang mewah hingga biasa-biasa saja.
Dari era orde baru hingga belasan tahun pascareformasi -ups, belagu banget, wong cuma biskuit saja kok nyangkut ke politik pemerintahan-, biskuit ini mampu bertahan mengisi ruang-ruang kebersamaan keseharian berkompromi dengan seluruh lapisan strata ekonomi pun juga beragam ideologi.
Dari kalangan masyarakat kota hingga kaum santri sarungan, cemilan di sela senda gurau mereka ya Khong Guan Biskuit. Jangan berfikir ini sebuah paid review atas sebuah produk. Tidak ada niatan sedikit saja untuk mempromosikannya, terlebih menjadi DUTA KGB. Jauh dari itu semua. Hahahahaha.
Murni karena kekaguman atas kemampuan manajemen perusahaan biskuit ini yang mampu bertahan dengan rasa dan logo juga kemasan yang konsisten sama selama puluhan tahun. Kehadirannya semacam "rahmat" bagi semesta kecil keluarga Indonesia yang mengisi abstainnya cemilan tradisional ataupun modern di saat ramah tamah.
Lalu, bagaimana tentang "rasa, logo, kemasan" dari proses beragama kita? Masihkah mampu bertahan menjadi rahmat bagi semesta kecil kita yang bernama keluarga Indonesia? Masih mampukah menjadi pengisi abstainnya pengisi penyambung rasa di kala bersama?
Upsss, salah ya? Biskuit kok disamakan dengan agama!!! Hahahaha.
Post a Comment