Balada Calon yang Belum Resmi Mantan
Kisah belum lagi kelar, setelah surat sang calon perempuan dibalas surat sang calon laki-laki lalu disambung dengan surat calon mertua, kini hadir versi berbeda dari orang ketiga yang ketinggalan cerita dan berita dari perempuan idamannya.
Balada calon yang belum sempat mantan adalah kisah sedih -jika tak boleh dibilang tragis- dari orang ketiga yang tak lain adalah cowok idaman juga pilihan dari calon pengantin perempuan yang sempat ta'aruf pendekatan. Akan tetapi, kondisi menakdirkan mereka tak bisa bersatu. Cowok idaman ini pergi dengan sebuah komitmen pada perempuannya, dia akan kembali setelah mapan lahir batin demi membahagiakan cintanya.
Sayangnya, untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Perempuan idamannya keburu dinikahkan bapaknya dengan lelaki lain pilihan keluarganya. Dalam hampa, sang lelaki idaman yang belum sempat menjadi mantan dan kini sah menjadi mantan karena keadaan, menuliskan suratnya di pekatnya malam.
"Dalam hampa, kosong sunyi tanpa suara, aku meneriakkan namamu dalam bisu, perempuanku. Engkau yang kubayangkan, kudoakan sepanjang malam penantianku, lepas dari genggamanku. Aku tak bisa melukiskan betapa kesedihanku kini memuncak tak terkira. Nestapaku tak terbayangkan siapapun saja.
Puasaku menahan rindu, menata bata demi bata bangunan harapan untuk menikahimu sirna diterpa badai besar digulung air bah ditingkahi gempa maha dahsyat mengubur semua harapan. Tak ada yang tersisa tentangmu, sedikit saja harapan, meski sedikit saja.
Puasaku akan kenikmatan demi sebuah lebaran indah bersamamu hilang sudah. Saat semua sudah kupenuhi semua hal yang kurasa bisa bahagiakanmu saat kita bersama nanti sudah terpenuhi, engkau justru pergi. Aku tak menyalahkanmu perempuanku. Aku yang salah membiarkanmu dalam sepi dan aku sibuk dengan hal yang kuanggap kelak bisa bahagiakanmu. Aku salah aku kalah. Semua di luar kewenangan dan kemampuan kita.
Perempuanku, jika saja kau pergi dan hanya nama yang tersisa, barangkali aku bisa mengenangmu terus dalam keindahan meski itu akan memilukan. Mengisi hariku dengan penyesalan yang tak sempat menyandingmu. Tapi, kau pergi bersama nama lain di sisimu untuk terus menghantuiku dalam sesal tak berkesudahan. Aku takut cintaku padamu berubah menjadi benci. Aku takut cintaku berubah menjadi dendam. Aku takut perempuanku. Aku takut.
Barangkali memang ini yang harus kujalani, menyaksikanmu bahagia dan aku terus berurai air mata duka. Aku cengeng? Iya. Aku lemah? Iya. Karena aku bersungguh-sungguh dengan cintaku.
Perempuanku, kali ini aku memang hancur lebur. Dan aku akan memulai kembali hidupku. Doakan aku kuat, dan semoga kuat, sekuat komitmenku dulu pergi tinggalkanmu untuk sebuah tujuan. Doakan aku kuat untuk menepis semua ketakutanku membencimu. Doakan aku kuat menepis semua ketakutanku menyimpan dendam cinta padamu. Doakan aku kuat untuk terus mendoakanmu agar bahagia tak menangisiku. Doakan aku kuat untuk meniti jalan ini sendiri dan mencari membangun harapan baru, tidak denganmu. Maafkan semua salahku. Maafkan abaiku padamu. Semoga kau bahagia bersamanya.
Dari aku, calon yang tidak sempat menjadi mantan yang kini benar-benar menjadi mantan yang sah karena ijab sah."
Demikianlah CONTOH surat cinta terakhir yang bisa dituliskan sang pria idaman yang tergusur dari kancah medan ijab-sah.
Semoga anda tidak mengalaminya.
Salam mantan. :)
Salam mantan. :)
Post a Comment