Semangat dan Pemahaman Beragama Harus Imbang
"Semangat beragama dan pemahaman beragama harus seimbang". Demikian kiranya poin penting yang hendak disampaikan oleh Gus Mus (K.H. Mustofa Bisri), pengasuh pondok pesantren Raudlotuth Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.
Maksudnya semangat beragama itu adalah tingginya semangat dalam mengamalkan ajaran agama, saking semangatnya, implementasi ajaran agama yang kaku seringkali bertabrakan dengan tatanan budaya dan sosial. Parahnya lagi, bila tidak disertai dengan etika atau kepatutan.
Butuh pemahaman beragama yang memahami konteks sosial dan budaya lokal dengan tanpa meninggalkan adab yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Karena beliau sebaik-baiknya panutan, di tengah perilaku jahiliyyah, Rasulullah tidak pernah mengkafirkan, akhlaknya luar biasa mulia. Tidak kasar, justeru sebaliknya, penuh kelembutan dan santunnya mengagumkan.
Rasulullah manusia yang paling tau, siapa di antara sahabatnya yang lurus hatinya siapa yang munafik (menggerogoti Islam dari dalam). Tapi, sikap Rasulullah tetap baik. Tidak semena-mena meski beliau tahu hakikatnya. Selama tidak mengangkat pedang dan melawan, beliau tetap menghormati hak hidup seseorang.
Demikian kira-kira yang bisa ditangkap dari wejangan Gus Mus bahwa semangat beragama harus diimbangi dengan pemahaman beragama yang baik.
Wallahu A'lam bish-shawab.
Post a Comment