Banner Sampah untuk Pembuang Sampah Sembarangan
Sampah adalah residu dari proses keseharian hidup manusia. Macam dan jenisnya sangat banyak. Ada yang bisa didaur ulang ada yang tidak.
Sampah menjadi salah satu problem utama masyarakat kota. Padatnya penduduk dengan minimnya lahan pembuangan ditambah besarnya sampah industri dan rumah tangga menjadikan sampah tak bisa lagi diabaikan.
Parahnya, masalah sampah ini juga menjadi problem yang mulai menggerogoti perdesaan yang dekat dengan kota dan terbanjiri produk industri yang mau tidak mau membuat masyarakat desa harus mencari jalan keluar secara mandiri. Pola hidup yang bergantung pada segala hal yang berbau organik bergeser perlahan ke yang berbau anorganik. Dulu, hanya dengan membakar atau menimbun di halaman rumah sendiri, sampah sudah tak lagi menjadi masalah. Tapi kini, banjir sampah anorganik tak mudah terurai hanya dengan menimbun.
Sampah di pedesaan tak terkendali jika terus menerus dibiarkan. Butuh langkah serius untuk membangun tempat pembuangan akhir sampah atau tempat pengelolaan sampah. Ketidaksiapan desa menyiapkan tempat pengolahan sampah tak jauh beda dengan problem pembukaan permukiman atau perumahan baru yang seringkali tidak dibarengi dengan membangun tempat pengelolaan/penampungan sementara sampah.
Warga yang kebanyakan tak tahu harus bagaimana memperlakukan sampah, seringkali secara sembarangan dan liar membuang sampah di tempat-tempat kosong tak berpenghuni. Lahan yang tak dimanfaatkan baik itu di pinggir jalan atau di tengah permukiman seringkali menjadi tempat paling praktis membuang sampah. Keresahan mulai muncul manakala sampah yang tadinya sedikit lama kelamaan menumpuk menjadi tumpukan gunung sampah. Bau dan sumber penyakit menjadi hantu bagi warga sekelilingnya.
Frustasi dan marah dengan para pembuang sampah, warga yang berdekatan lokasi tempat pembuangan sampah liar membuat tulisan besar untuk mengingatkan sekaligus memarahi. Banner tulisan larangan sampah pun dibuat untuk mencegah makin banyaknya sampah yang menumpuk dan berserakan.
Lalu bagaimana menemukan solusi bagi desa atau perumaham yang tak memiliki tempat pengelolaan sampah? Apakah hanya cukup dengan dibuat peraturan desa (perdes) atau himbauan dalam bentuk banner semata?
Mari angkat bicara dalam duduk bersama. :)
Banner Sampah Warga Dukuh Sari,Sidoarjo |
Banner Sampah Warga |
Post a Comment